Madrasah KAMMI (MK) 1 Khost
Oleh Ustadz Dwi Tanjuri
Pada masa ini, kita sadari bahwa
sebagian besar dari kita, yakni umat Muslim tidak lagi berperang dengan senjata
atau ‘face to face’. Melainkan, kita tengah menghadapi sebuah perang yang tak
kasat mata, tak nampak butir-butir peluru dan harum mesiu. Tapi nyata efek dan
nyata adanya.
Dalam sebuah buku karya Yusuf
Qardhawi yang berjudul ‘Menyongsong Abad 21’ dikatakan bahwa yang dapat
menyongsong terbit dan kembalinya Peradaban Islam adalah Negara kita tercinta,
Indonesia. Alasannya tak lain ialah jumlah umat Islam di Indonesia sepadan
dengan jumlah umat Islam di seluruh Negara di Timur Tengah. Banyak yang tidak
menyadari hal ini, padahal jauh sebelumnya musuh-musuh Allah, Kaum Kafir, Yahudi
dan Nasrani telah mengetahui. Tak mengherankan, bila mereka (Kaum Kafir, Yahudi
dan Nasrani) sangat cemas dan menggunakan berbagai cara untuk melumpuhkan
pemahaman umat Islam di Indonesia terhadap Agamanya, yakni Islam Rahmatan
Lil’alamin.
Asal Usul Ghazwul Fikri (GF)
Pada
dasarnya, GF terjadi sudah sejak sekian lamanya, yakni ketika Nabi Adam berada
di Syurga, dan Syetan berusaha sekuat tenaga untuk meruntuhkan keyakinan Nabi
Adam dengan memberi tipudaya untuk mendekati buah Khuldi, yang Allah jelas
melarangnya. Dengan berbagai cara, syetan memutar balikkan fakta bahwa larangan
Allah terhadap Nabi Adam tersebut hanya agar Nabi Adam tak menjadi Malaikat dan
tak kekal di Syurga. (QS.Al-A’raf (7) : 20)
Pada
Masa Nabi Nuh a.s. Nabi Nuh menghadapi para pemuka kaum kafir yang tidak
mengakui kenabiannya dan bahkan menganggap Nabi Nuh manusia biasa yang
pendusta. (QS. Hud (11) : 27)
Pada
Masa Nabi Musa a.s. Tak asing di ingatan kita, bagaimana Nabi Musa harus
melawan kedzaliman dan tipudaya yang dilancarkan oleh Fir’aun yang saat itu
mengaku sebagai Tuhan.
Kemudian,
pada masa para Sahabat, hadirlah seorang tokoh, yakni Abdullah bin Saba’.
Seorang yang semula beragama Yahudi dan kemudian meng-Islamkan dirinya. Akan
tetapi hanya sebagai topeng atau kedok hingga timbulnya pembunuhan Ustman bin
Affan dan merupakan cikal bakal lahirnya Syiah dan Khawariij.
Sedangkan,
awal dari adanya GF yang sistematis ialah ketika meledaknya Perang Salib
(Crusade) yang merupakan pelampiasan dendam umat Kristiani akan sejarah
kekalahannya melawan ummat Muslimin. Hinga sejarah kemudian mencatat tentang
tertawannya Raja Louis IX (Panglima tentara Salib 7) yang saat itu perang
banyak dimenangkan oleh tentara Islam. Pada saat masa tahanannya tersebut, Raja
Louis mengamati perilaku tentara Islam. Dan kemudian didapatkanlah sebuah
jawaban atas kemenangan yang selama ini dicapai tentara Islam, yakni Orang
Islam, ketika berperang bukanlah kemenangan itu yang utama diimpikan. Melainkan
kesyahidan. Menjadi Rahib di malam hari, Penunggang kuda di siang hari. Itulah
rahasia kemenangan tentara Islam dalam setiap kemenangan. Karena tentaranya tak
akan mempan bila hanya dilawan dengan senjata, hal itu tak membuatnya takut
apalagi gentar. Melainkan, dengan memecahbelahnya, dengan menjauhkan
pemahamannya terhadap Islam. Itulah mengapa GF menjadi ‘senjata’ yang paling
diandalkan kaum Kafir.
Jadi,
harus kita sadari bahwasanya Perang Salib itu MASIH BERLANGSUNG. Hingga saat
ini. Karena orang-orang kafir itu tidak akan berhenti sebelum kita mengikuti
agama mereka. Maka, pertarungan ini, KEKAL adanya. (QS. Al-Baqarah (2) : 120
& 217). Pertarungan Abadi ini adalah sebuah keniscayaan bagi kita, kerena
bertujuan :
1. Memelihara
bumi ini dari kerusakan. (QS. Al-Baqarah (2): 251)
2. Menjaga
tempat Ibadah.
Media Ghazwul Fikri, yakni :
1. Media
Massa
2. Pendidikan
3. Olah
Raga
4. Hiburan
Aksi-aksi yang dilancarkannya berupa :
1. Mengaburkan
kebenaran.
2. Meragu-ragukan
3. Menyesatkan
4. Intimidasi
Orang-orang Kafir, Yahudi &
Nasrani sekalipun berbeda, mereka akan selalu bekerja sama dalam menghancurkan
Islam. Sekalipun pada dasarnya mereka berseteru (QS.Al-Hasyr : 14), tetapi
kekafiran mereka satu.
Dampak dari Ghazwul Fikri ialah :
1. Diliputi
Kehinaan
2. Dikendalikan
3. Mendapat
Laknat dari Allah.
4. Meleleh,
mencair, tidak solid, dll.(najm.red)
0 comments:
Posting Komentar