Sabtu, 06 Desember 2014

GHAZWUL FIKRI (Perang Pemikiran)


Madrasah KAMMI (MK) 1 Khost
Oleh Ustadz Dwi Tanjuri


Pada masa ini, kita sadari bahwa sebagian besar dari kita, yakni umat Muslim tidak lagi berperang dengan senjata atau ‘face to face’. Melainkan, kita tengah menghadapi sebuah perang yang tak kasat mata, tak nampak butir-butir peluru dan harum mesiu. Tapi nyata efek dan nyata adanya.
Dalam sebuah buku karya Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Menyongsong Abad 21’ dikatakan bahwa yang dapat menyongsong terbit dan kembalinya Peradaban Islam adalah Negara kita tercinta, Indonesia. Alasannya tak lain ialah jumlah umat Islam di Indonesia sepadan dengan jumlah umat Islam di seluruh Negara di Timur Tengah. Banyak yang tidak menyadari hal ini, padahal jauh sebelumnya musuh-musuh Allah, Kaum Kafir, Yahudi dan Nasrani telah mengetahui. Tak mengherankan, bila mereka (Kaum Kafir, Yahudi dan Nasrani) sangat cemas dan menggunakan berbagai cara untuk melumpuhkan pemahaman umat Islam di Indonesia terhadap Agamanya, yakni Islam Rahmatan Lil’alamin.
Asal Usul Ghazwul Fikri (GF)
                Pada dasarnya, GF terjadi sudah sejak sekian lamanya, yakni ketika Nabi Adam berada di Syurga, dan Syetan berusaha sekuat tenaga untuk meruntuhkan keyakinan Nabi Adam dengan memberi tipudaya untuk mendekati buah Khuldi, yang Allah jelas melarangnya. Dengan berbagai cara, syetan memutar balikkan fakta bahwa larangan Allah terhadap Nabi Adam tersebut hanya agar Nabi Adam tak menjadi Malaikat dan tak kekal di Syurga. (QS.Al-A’raf (7) : 20)
                Pada Masa Nabi Nuh a.s. Nabi Nuh menghadapi para pemuka kaum kafir yang tidak mengakui kenabiannya dan bahkan menganggap Nabi Nuh manusia biasa yang pendusta. (QS. Hud (11) : 27)
                Pada Masa Nabi Musa a.s. Tak asing di ingatan kita, bagaimana Nabi Musa harus melawan kedzaliman dan tipudaya yang dilancarkan oleh Fir’aun yang saat itu mengaku sebagai Tuhan.
                Kemudian, pada masa para Sahabat, hadirlah seorang tokoh, yakni Abdullah bin Saba’. Seorang yang semula beragama Yahudi dan kemudian meng-Islamkan dirinya. Akan tetapi hanya sebagai topeng atau kedok hingga timbulnya pembunuhan Ustman bin Affan dan merupakan cikal bakal lahirnya Syiah dan Khawariij.
                Sedangkan, awal dari adanya GF yang sistematis ialah ketika meledaknya Perang Salib (Crusade) yang merupakan pelampiasan dendam umat Kristiani akan sejarah kekalahannya melawan ummat Muslimin. Hinga sejarah kemudian mencatat tentang tertawannya Raja Louis IX (Panglima tentara Salib 7) yang saat itu perang banyak dimenangkan oleh tentara Islam. Pada saat masa tahanannya tersebut, Raja Louis mengamati perilaku tentara Islam. Dan kemudian didapatkanlah sebuah jawaban atas kemenangan yang selama ini dicapai tentara Islam, yakni Orang Islam, ketika berperang bukanlah kemenangan itu yang utama diimpikan. Melainkan kesyahidan. Menjadi Rahib di malam hari, Penunggang kuda di siang hari. Itulah rahasia kemenangan tentara Islam dalam setiap kemenangan. Karena tentaranya tak akan mempan bila hanya dilawan dengan senjata, hal itu tak membuatnya takut apalagi gentar. Melainkan, dengan memecahbelahnya, dengan menjauhkan pemahamannya terhadap Islam. Itulah mengapa GF menjadi ‘senjata’ yang paling diandalkan kaum Kafir.
                Jadi, harus kita sadari bahwasanya Perang Salib itu MASIH BERLANGSUNG. Hingga saat ini. Karena orang-orang kafir itu tidak akan berhenti sebelum kita mengikuti agama mereka. Maka, pertarungan ini, KEKAL adanya. (QS. Al-Baqarah (2) : 120 & 217). Pertarungan Abadi ini adalah sebuah keniscayaan bagi kita, kerena bertujuan :
1.       Memelihara bumi ini dari kerusakan. (QS. Al-Baqarah (2): 251)
2.       Menjaga tempat Ibadah.

Media Ghazwul Fikri, yakni :
1.       Media Massa
2.       Pendidikan
3.       Olah Raga
4.       Hiburan
Aksi-aksi yang dilancarkannya berupa :
1.       Mengaburkan kebenaran.
2.       Meragu-ragukan
3.       Menyesatkan
4.       Intimidasi
Orang-orang Kafir, Yahudi & Nasrani sekalipun berbeda, mereka akan selalu bekerja sama dalam menghancurkan Islam. Sekalipun pada dasarnya mereka berseteru (QS.Al-Hasyr : 14), tetapi kekafiran mereka satu.
Dampak dari Ghazwul Fikri ialah :
1.       Diliputi Kehinaan
2.       Dikendalikan
3.       Mendapat Laknat dari Allah.
4.       Meleleh, mencair, tidak solid, dll.(najm.red)

0 comments:

Posting Komentar

Berita di KAMMI Banjarbaru